Langsung ke konten utama

Quarter Life Crisis Itu Nyata, Bukan Cuma Tren TikTok

 Akhir-akhir ini, istilah “quarter life crisis” sering banget muncul di TikTok, Twitter, bahkan jadi meme di IG. Tapi jangan salah, meski sering dijadiin bahan bercandaan, kondisi ini nyata dan dirasain sama banyak orang usia 20-an.

Quarter life crisis bukan cuma tentang bingung masa depan, tapi juga pertanyaan mendalam soal identitas, karier, hubungan, dan arah hidup. Bagi banyak anak muda, ini bisa terasa kayak “krisis eksistensial kecil-kecilan.”



Apa Itu Quarter Life Crisis?

Quarter life crisis adalah fase ketika seseorang mulai mempertanyakan hidupnya secara serius di usia 20–30-an. Biasanya ditandai dengan rasa gelisah, nggak puas dengan pencapaian, takut tertinggal, sampai ngerasa bingung harus mulai dari mana.

Ini bisa muncul karena:

  • Tekanan sosial: orang lain udah “kelihatan” sukses

  • Ekspektasi diri sendiri: pengin jadi sesuatu tapi jalannya belum kelihatan

  • Kegagalan atau perubahan besar: ditolak kerja, putus cinta, gagal skripsi, dll

Tanda-Tanda Kamu Lagi Mengalami Quarter Life Crisis

  • Merasa stuck dan bingung arah hidup

  • Sering membandingkan diri dengan orang lain

  • Ngerasa apa pun yang kamu lakukan kayaknya salah

  • Mulai mempertanyakan pilihan: “Kenapa aku kuliah di jurusan ini?” “Apa aku cocok kerja di bidang ini?”

  • Susah merasa puas meski udah ngelakuin banyak hal

Gimana Menghadapinya?

  1. Sadari kalau ini fase wajar
    Quarter life crisis bukan akhir dunia, tapi proses bertumbuh. Kamu nggak sendiri. Banyak orang juga sedang berjuang memahami dirinya di usia ini.

  2. Kurangi tekanan dari luar
    Detox medsos sementara bisa bantu kamu berhenti banding-bandingin diri. Fokus ke apa yang kamu jalanin, bukan yang kelihatan di timeline orang.

  3. Kenali ulang minat dan nilai hidupmu
    Coba journaling atau refleksi: hal apa yang bikin kamu merasa hidup? Apa yang menurutmu penting di hidup ini?

  4. Diskusi dengan orang yang kamu percaya
    Cerita ke teman, mentor, atau konselor bisa bantu kamu melihat perspektif baru. Kadang yang kita butuhin cuma didengar.

  5. Ambil langkah kecil yang realistis
    Kamu nggak harus punya semua jawaban sekarang. Fokus ke satu hal kecil yang bisa kamu kontrol dan kembangkan.

Quarter life crisis bukan aib atau kelemahan. Justru ini tanda kamu sedang mulai berpikir serius tentang hidup. Nggak apa-apa kalau sekarang masih merasa bingung—yang penting kamu terus belajar kenal diri dan pelan-pelan menemukan arahmu sendiri.


🌸🌸🌸🌸🌸




*Note: Picture from Pinterest

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makeup Segar ala Habis Mandi: Tren TikTok yang Bikin Natural Makin Menawan

Dunia kecantikan digital tak pernah kehabisan inovasi. Setelah tren glass skin, latte makeup, hingga bold contouring, kini giliran gaya makeup segar ala “habis mandi” yang menjadi sorotan utama pengguna TikTok. Tampilan ini mengedepankan riasan minimalis yang membuat wajah terlihat fresh, glowing, dan alami—seolah baru saja selesai mandi pagi. Tren ini mulai ramai dibicarakan sejak akhir 2024, ditandai dengan banyaknya unggahan dari beauty influencer lokal seperti @tasyafarasya dan @aaliyahmassaid yang memamerkan tampilan wajah dewy dengan blush merona, lip tint glossy, serta alis yang hanya dirapikan tanpa diarsir tebal. Video mereka pun langsung viral, dengan ribuan komentar memuji tampilan yang dianggap “cantik alami tanpa usaha berlebihan." no makeup makeup look. Menurut beberapa pengguna TikTok, tren ini terasa lebih relatable dan mudah diikuti sehari-hari. “Makeup kayak gini itu cocok buat kuliah kerja. Gak menor, tapi tetap kelihatan fresh” ujar salah satu pengguna dengan a...

5 Cara Jaga Kesehatan Mental di Tengah Kesibukan Kuliah

Kehidupan kuliah sering digambarkan sebagai masa paling seru dan bebas dalam hidup—nggak salah sih, tapi nggak sepenuhnya benar juga. Di balik kebebasan nongkrong sampe malam, organisasi sana-sini, tugas kuliah yang numpuk, dan drama percintaan yang nggak ada habisnya, banyak mahasiswa sebenarnya lagi berjuang secara diam-diam. Ada yang stres mikirin skripsi yang nggak kelar-kelar, ada yang insecure karena ngerasa “nggak cukup keren” dibanding teman-teman seangkatannya, bahkan ada juga yang kehilangan arah dan nggak tahu lagi kenapa harus kuliah. Dan sedihnya, semua itu sering dianggap “biasa aja” karena udah jadi bagian dari “perjuangan mahasiswa.” Padahal, mental kita juga punya batas. Terlalu sibuk dan terus-terusan menekan diri sendiri bisa bikin kita burnout, ngerasa kosong, bahkan kehilangan semangat buat ngelakuin hal-hal kecil yang dulu kita suka. Kesehatan mental bukan cuma soal depresi atau gangguan serius lainnya, tapi juga tentang gimana kita ngerasa stabil, waras, dan nya...

Gimana Caranya Jadi Versi Terbaik Diri Sendiri (Tanpa Harus Pura-pura Strong)

Kita hidup di era yang serba cepat dan serba terlihat. Di media sosial, semua orang kelihatan sibuk, produktif, bahagia, dan... kuat . Jadi nggak heran kalau kita sering ngerasa harus selalu kelihatan oke juga—meski sebenarnya lagi capek, bingung, atau bahkan patah. Label "jadi versi terbaik diri sendiri" sering muncul di mana-mana. Tapi kadang, konsep ini bikin tekanan baru: kita harus selalu berkembang, selalu positif, dan harus bisa menghadapi apa pun tanpa terlihat lemah. Padahal, jadi versi terbaik itu nggak harus berarti sempurna. Apalagi kalau harus memaksa diri tampil kuat terus-terusan sampai lupa rasanya istirahat dan jujur sama diri sendiri. Kalau kamu lagi ngerasa terjebak dalam tuntutan untuk jadi "ideal version of yourself", ini beberapa hal yang bisa kamu pertimbangkan: 1. Terima Diri Apa Adanya, Termasuk Kekurangannya Versi terbaik diri sendiri bukan berarti versi tanpa cacat. Justru dimulai dari mengenali diri secara utuh—apa yang jadi kelebihan,...